Fantastito

HRC berniat ubah aturan pembekuan mesin di MotoGP..??


Sedulur sekalian, di musim balap MotoGP 2016 ini HRC (Honda Racing Corporation) nampaknya sedikit mengalami kesulitan. HRC yang begitu dominan dengan RC213V-nya di dua musim beruntun 2013-2014 melalui rider muda andalan Marc Marquez, kini sepertinya sedang mengalami beberapa problem, terutama pada performa Honda RC213V yang belakangan ini juga sempat dikeluhkan Marc Marquez.

Semenjak aturan MotoGP yang mewajibkan seluruh peserta menggunakan unified software dari DORNA, performa RC213V musim ini bisa dibilang kurang begitu memuaskan. Bahkan kabar terbaru menyebutkan bahwa HRC lewat salah satu petinggi mereka Livio Suppo, menginginkan aturan mengenai pembekuan mesin saat musim balap berjalan agar diamandemen lagi. Menurut informasi yang Fantastito dapat dari TMCBlog, disinyalir HRC berniat membawa masalah ini ke meja MSMA (Motorcycle Sports Manufacturers' Association). 

Seperti kita tahu, Honda bersama Yamaha dan Ducati adalah tim peserta MotoGP yang berstatus sebagai tim tanpa konsesi. Salah satu aturan penting yang dimiliki sebuah tim non konsesi yaitu setiap tim hanya diperbolehkan menggunakan 7 mesin per rider per musim, dimana sejak race pertama di Losail Qatar mesin harus disegel sebagai tanda bahwa pengembangan mesin saat musim sedang berjalan adalah dilarang.

Nah Livio Suppo mewakili HRC ini ternyata meminta adanya kelonggaran agar tim yang berstatus non konsesi diperbolehkan untuk mengupgrade/mengkostumisasi mesin setidaknya satu kali saat musim sedang berjalan. Salah satu yang mendasari keinginan mereka adalah problem keterbatasan waktu yang dimiliki Honda dalam pengetesan mesin baru mereka. 

Jika melihat performa mesin Honda RC213V yang begitu liar dan sulit untuk dikendalikan, wajar saja jika HRC menginginkan aturan pembekuan mesin untuk diamandemen lagi. Gejolak mesin RC213V yang begitu liar ini sebetulnya sudah ada semenjak musim 2015 lalu, dimana memang hanya Marc Marquez yang bisa mengendalikannya, itupun harus dengan beberapa kali mengalami crash pada awal musim balapan. Padahal saat itu software yang digunakan masih buatan HRC sendiri

Musim 2016 ini masalah mesin RC213V semakin pelik dengan diwajibkannya penggunaan unified software buatan Magneti Marelli. Sekedar info, pada unified software ini tidak ada lagi yang namanya mode adaptive control, dimana untuk setingan wheelie control, engine brake, serta traction control harus dilakukan secara manual melalui control button yang ada pada dashboard motor. Hal ini tentu saja sangat berbeda dengan software inhouse buatan HRC yang mana setingan elektronik pada motor dilakukan secara otomatis oleh sensor-sensor berdasarkan kondisi motor saat sedang race. Penjelasannya mumet ya..?? sama.. Fantastito juga mumet ekekekek.

Konsekuensinya apa..?? Tentu saja dengan setingan manual 3 parameter utama yang tadi disebutkan yaitu wheelie control, engine brake, traction control, menjadikan para pembalap tidak bisa lagi gegabah asal nge-push tunggangan mereka saat balapan karena sekarang motor balap yang mereka pakai tidak akan otomatis merubah parameter setingan dikarenakan mode adaptive control yang sudah tiada. 

Impact yang paling parah tentu saja di alami Honda RC213V karena mesin liarnya kini sudah tidak bisa lagi dikendalikan dengan mudah. Bahkan akhirnya HRC mengalah dengan menurunkan power sang kuda besi dengan harapan mesin menjadi lebih jinak. Hasilnya..?? Negatif sedulur. Dua kekuatan utama RC213V yaitu top speed yang tinggi di lintasan lurus serta akselerasi di tikungan seperti menguap begitu saja. Bahkan Yamaha M1 yang biasanya lebih inferior, kini lebih unggul soal top speed dibanding RC213V. 

Namun, karena musim ini sudah kadung berjalan, rasanya tidak memungkinkan bagi HRC untuk segera merubah aturan pembekuan mesin ini, mengingat usulan perubahan regulasi biasanya baru di bahas setelah usai musim berjalan. Jika memang regulasi harus segera dijalankan, itupun biasanya karena ada hubungannya dengan masalah safety yang sifatnya darurat. Yang jelas, saat ini yang bisa dilakukan HRC terhadap RC213V hanyalah memaksimalkan potensi software yang belum optimal serta otak atik setingan yang memang tidak ada dalam klausul pembekuan.  

So..apakah HRC yang selama ini dikenal punya pengaruh kuat di penyelenggaraan MotoGP berhasil memuluskan keinginan mereka untuk mengamandemen aturan pembekuan mesin ini..?? Kita lihat saja nanti sedulur.. (Fantastito)

0 Response to "HRC berniat ubah aturan pembekuan mesin di MotoGP..??"